Teori tentang self-concept / konsep diri berhubungan dengan suatu gagasan tentang diri seseorang, self-consistency / konsistensi diri (konsisten terhadap apa yang ada pada dirinya), dan self-enhancement / peningkatan diri (kecenderungan untuk mempertahankan sesuatu hal yang positip yang ada pada dirinya) merupakan sesuatu hal yang penting (Hattie, 1992). Konsep diri merupakan salah satu konstruk yang penuh misteri dalam psikologi. Beberapa peneliti mendefinisikan self-concept dengan berbagai cara, istilah self-concept kadang-kadang digunakan sebagai sinonim dari istilah self-regard (kehormatan seseorang), self esteem (harga diri) atau yang lain.Untuk menghindari hal seperti itu, kita gunakan model self-concept dari Shavelson, Hubner, and Stanton (1976 : 411) untuk mengenali self-concept yang multi dimensi. Dalam model itu self-concept didefinisikan sebagai bagaimana seseorang mempersepsikan dirinya dan itu dibentuk melalui pengalaman penting yang diperoleh dari lingkungan dirinya atau orang lain. Shalvenson dan koleganya mengambil istilah self-concept secara umum (global self-esteem) baik digunakan pada bidang akademik maupun tidak. Dalam artikel ini kita fokuskan pada global self-esteem dan academic self-concept (self-concept pada bidang akademik).
Global self-esteem didefinisikan sebagai keseluruhan pemikiran dan perasaan seseorang yang menjadi acuan dalam menempatkan dirinya sebagai obyek (Rosenberg, 1979 : 7), dan secara umum mengevaluasi sikap dan perasaan kita pada lingkungan di sekitar kita, dan sebagai bahan pertimbangan dalam memahami tentang diri kita sendiri secara mendalam (Brodbar, 1980). Global self-esteem tidak menyiratkan menjadi domain yang khusus dari self-evaluations (academic self-concept) dan tidak ada hubungannya dengan self-esteem. Sesungguhnya para peneliti telah memperlihatkan hubungan yang spesifik antara self-evaluation dengan global self-esteem (Marsh, 1992; Pelham & Swann, 1989). Self-esteem berhubungan dengan bagaimana seseorang merasakan sesuatu hal, bagaimana mereka berpikir, dan bagaimana mereka bertindak. Meskipun global self-esteem terlihat penting dalam konteks akademik, namun self-concept pada bidang akademik telah ditemukan menjadi penaksir yang baik untuk prestasi akademik siswa (Byrne, 1996; Marsh, 1992).
Self-concept pada bidang akademik didefinisikan sebagai persepsi seseorang secara menyeluruh pada bidang akademik, dan itu mengacu pada evaluasi diri (self-evaluation) pada domain yang berkaitan pada hal-hal yang bersifat akademik. Misalnya tipe beberapa item yang digunakan untuk menilai self-concept seseorang pada bidang akademik antara lain : ‘Saya bangga pada kelas yang saya ikuti’ atau ‘Ujian saya ikuti tidak memberi tantangan seperti yang harapkan’. Self-concept pada bidang akademik secara ekstensif telah diperlihatkan mempunyai hubungan dengan hasil belajar siswa di tingkat sekolah maupun lembaga pendidikan tinggi (Byrne, 1996; Cockley, 2003; Cockley, Bernard, Cunningham, Motoike, 2001; Harter, 1982; Hattie, 1992; Marsh, 1990; 1992; Reynolds, 1988; Reynolds, Ramirez, Magrina, & Allen, 1980).
No comments:
Post a Comment