Thursday, August 9, 2007

BEBERAPA TOPIK PENELITIAN TENTANG MUTU LAYANAN PENDIDIKAN

Mengevaluasi Persepsi Mahasiswa Pada Mutu Layanan Pendidikan
Lembaga Pendidikan Tinggi di Indonesia
(Studi Kasus Pada Beberapa PTS di Kota Anu)
Penelitian ini kira-kira bertujuan mengidentifikasi dimensi mutu layanan yang relevan dengan lembaga pendidikan tinggi di Indonesia, selanjutnya dikaitkan dengan tingkat kepuasan mahasiswa perguruan tinggio swasta dalam hal ada dan tidaknya kesenjangan antara apa yang diharapkan dengan apa yang dialami oleh mahasiswa, dan bagaimana pengaruh demografi mahasiswa terhadap kepuasan mereka. Instrumen yang digunakan adalah dengan mengadopsi SERVQUAL (Parasuraman, Berry, dan Zeithaml (1985, 1988, 1990, 1991, 1993, 1994) yang terdiri dari lima dimensi : Tangibles, Reliability, Responsiveness, Assurance, dan Empathy untuk layanan non akademik, sedangkan SEEQ (Marsh, 1982) untuk layanan akademik yang terdiri dari sembilan dimensi : learning/Value, instructor enthusiasm, organization / clarity, individual rapport, group interaction, breadth of coverage, examinations/grading, assignments / readings, dan workload / difficulty. Masing-masing dievaluasi untuk apa yang dialami dan apa yang diharapkan (tingkat kepentingan), kepuasan mahasiswa dievaluasi dari seberapa jauh gap (kesenjangan) dari apa yang diharapkan dengan apa yang dialaminya.
Kode ESQ 01.
Mengidentifikasi Beberapa Faktor Yang Mendasari Persepsi Mahasiswa
Terhadap Mutu Layanan Pendidikan
Dan Mempengaruhi Kepuasan Mahasiswa Menyeluruh
(Studi Kasus Pada Universitas Anu)
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi beberapa faktor yang mendasari persepsi mahasiswa terhadap mutu layanan pendidikan menggunakan analisis faktor. Untuk mengevaluasi persepsi tersebut digunakan skala SERVPERF (Cronin dan Taylor,1992) untuk layanan non akademik, SEEQ (Marsh, 1982) untuk layanan akademik, dan Overall Student Satisfaction (Holdford and Patkar (2003). Selanjutnya dengan menggunakan analisis faktor, akan dihasilkan faktor-faktor mana saja yang akan mempengaruhi kepuasan mahasiswa secara menyeluruh. Lebih lanjut juga akan diteliti apakah persepsi mahasiswa terhadap keefektifan pengajaran berbeda jika dikelompokkan menurut demografi mahasiswa (gender, regular atau kelas khusus, tingkat, fakultas atau program studi dll.).
Kode ESQ 02.
Mengidentifikasi Beberapa Faktor Dari Keefektifan Pengajaran
Yang Mempunyai Hubungan Dengan Hasil Belajar Mahasiswa
(Studi Kasus Pada Universitas Anu)
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi faktor-faktor yang mendasari persepsi mahasiswa terhadap keefektifan pengajaran (teaching effectiveness) menggunakan analisis faktor. Persepsi mahasiswa tersebut dievaluasi menggunakan skala SEEQ (Marsh, 1982). Berdasarkan hasil analisis faktor akan diidentifikasi beberapa faktor yang dicoba diteliti untuk melihat faktor mana saja yang mempengaruhi hasil belajar mahasiswa (sikap mahasiswa terhadap satu atau beberapa matakuliah, sikap mahasiswa terhadap penggunaan komputer sebagai sarana pengajaran). Lebih lanjut juga akan diteliti apakah persepsi mahasiswa terhadap keefektifan pengajaran berbeda jika dikelompokkan menurut demografi mahasiswa (gender, regular atau kelas khusus, tingkat, fakultas atau program studi dll.).
Kode ESQ 03.
Mengidentifikasi Beberapa Faktor Dari Mutu Pengajaran
Yang Mempunyai Hubungan Dengan Kepuasan Mahasiswa
Sebagai Pelanggan Lembaga Pendidikan Tinggi
(Studi Kasus Pada Universitas Anu)
enelitian ini bertujuan mengidentifikasi faktor-faktor yang mendasari persepsi mahasiswa terhadap keefektifan pengajaran (teaching effectiveness) menggunakan analisis faktor. Persepsi mahasiswa tersebut dievaluasi menggunakan skala Endeavor yang dikembangkan oleh Frey, Leonard & Beatty (1975) terdiri dari tujuh dimensi : presentation clarity, workload, personal attentation, class discussion, organization/planning,grading, student accomplishments. Berdasarkan hasil analisis faktor akan diidentifikasi beberapa faktor yang dicoba diteliti untuk melihat faktor mana saja yang mempengaruhi kepuasan mahasiswa secara menyeluruh. Lebih lanjut juga akan diteliti apakah persepsi mahasiswa terhadap keefektifan pengajaran berbeda jika dikelompokkan menurut demografi mahasiswa (gender, regular atau kelas khusus, tingkat, fakultas atau program studi dll.).
Kode ESQ 04.
Kajian Pengukuran Mutu Pada Universitas Anu :
Model Pengukuran dan Perbandingan Mutu Layanan Pendidikan
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan tanggapan pelanggan lembaga pendidikan tinggi (orangtua, siswa sekolah menengah atas, dan mahasiswa) terhadap beberapa faktor mutu layanan pendidikan, membandingkan beberapa faktor yang mendasari persepsi pelanggan terhadap mutu layanan pendidikan berdasarkan kategori pelanggan, meneliti hubungan untuk setiap faktor yang mendasari persepsi tersebut terhadap kedudukan universitas tersebut sebagai lembaga pendidikan tinggi. Analisis faktor, teknik korelasi, dan analisis variansi digunakan untuk menganalisis data pada penelitian ini.
Kode ESQ 05.

Monday, August 6, 2007

BEBERAPA TOPIK PENELITIAN PENDIDIKAN TENTANG MOTIVASI, GOAL ORIENTASI DLL

Meneliti Hubungan Antara Konsep Diri Akademik Dengan Prestasi dan Motivasi Akademik Mahasiswa
(Studi Kasus Pada Beberapa Perguruan Tinggi Swasta di Kota Anu)
Penelitian tentang hubungan antara self-esteem, academic self-concept, motivasi otonom, dan kinerja akademik belum banyak dilakukan. Dari perspektif teori self-determination atau menggunakan teori yang lain untuk motivasi, beberapa kajian menunjukkan bahwa motivasi otonom sangat menentukan kinerja akademik pada semua tingkat pendidikan seperti halnya masteri motivasi, motivasi intrinsik. Secara sama kajian ini didasarkan pada teori self-concept yang akan mengungkapkan bahwa self-concept mempunyai dampak terhadap kinerja dan motivasi akademik. Pada penelitian ini ada empat variabel yang digunakan, yakni : kinerja akademik (laporan nilai rata-rata akhir semester), motivasi otonom yang dievaluasi menggunakan Academic Motivation Scale yang dikembangkan oleh Vallerand et al. (1992), self-esteem yang diukur menggunakan Self-Esteem Scale yang dikembangkan oleh Rosenberg (1965), dan Academic self-concept yang diukur menggunakan Academic Self-Concept Scale (Saya bangga dengan nilai-nilai ujianku; Ujian yang kuikuti bukan merupakan tantangan buatku) yang dikembangkan oleh Reynolds (1988) atau menggunakan Self-Description Questionnaire III. Lebih lanjut ingin diteliti hubungan antara self-esteem, academic self-concept, motivasi otonom dengan kinerja akademik.
Kode Moti 01.
Studi Tentang Pengaruh Usia dan Gender : Hubungan Antara Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik di KelasDengan Kinerja Akademik Siswa
Penelitian ini kira-kira akan meneliti perbedaan usia, kelas, dan gender pada motivasi akademik di kelas serta hubungannya dengan kinerja akademik siswa. Penelitian ini dirancang untuk meneliti hubungan antara motivasi siswa secara intrinsik dan ekstrinsik, dan apakah motivasi intrinsik maupun ekstrinsik akan berbeda untuk usia, kelas, dan gender yang berbeda, serta apakah motivasi akademik siswa dan kinerja mereka saling berhubungan. Motivasi akademik siswa yang berorientasi intrinsik dan ekstrinsik dievaluasi menggunakan Motivation Intrinsic Versus Extrinsic Scale (Harter, 1981) yang dimodifikasi oleh Lepper, Corpus, dan Iyengar menjadi lima skala, yakni : challenge, curiosity, dan independent mastery untuk motivasi intrinsic, sedangkan easy work, pleasing teacher, dan dependent on teacher untuk motivasi ekstrinsik.
Kode Moti 02.
Meneliti Hubungan Antara Academic Self-Concept dengan Prestasi Akademik Siswa
(Studi Kasus Pada Beberapa SMP di Kota Anu)
Penelitian ini kira-kira bertujuan memverifikasi seberapa kuat hubungan yang ada antara academic self-concept dan kinerja akademik siswa pada umumnya atau kinerja akademik pada beberapa mata pelajaran yang dianggap kritis, juga memverifikasi seberapa kuat pengaruh self-concept yang terukur terhadap kinerja akademik sebagai variabel tidak bebas. Academic self-concept diukur menggunakan Self-Description Questionnaire (SDQ) Scale yang terdiri dari 72 item (Marsh, Parker, & Smith, 1992). SDQ scale terdiri dari subkala Academik Self-Concept, Non Academic Self_Concept, dan General Self-Concept.
Kode Moti 03.

Beberapa Pengaruh Gaya Orangtua Dalam Mendidik AnakPada Motivasi Anak di Kelas
(Studi Kasus Pada Beberapa SMP di Kota Anu)
Penelitian ini kira-kira bertujuan meneliti pengaruh gaya orangtua dalam mendidik anak terhadap motivasi mereka di kelas. Gaya orangtua dalam mendidik anak dapat dibedakan dalam tiga cara, yakni : authoritarian (kehangatan yang rendah dengan pengendalian yang tinggi), permissive (kehangatan yang tinggi dengan pengendalian yang rendah), dan authoritative (kehangatan yang tinggi dengan pengendalian yang tinggi). Lebih lanjut akan diteliti hubungan antara gaya orangtua dalam mendidik dengan motivasi anak di kelas berdasarkan hasil interviu anak dan juga berdasarkan persepsi dari guru. Untuk mengevaluasi gaya orangtua digunakan ‘The Primary Caregivers Practices Report’ (PCPR, Robinson et al., 1995), persepsi anak terhadap motivasinya di kelas dievaluasi menggunakan ‘The Self-Report Scale of Intrinsic versus Extrinsic Motivation in the Classroom’ (Harter, 1981), sedangkan persepsi guru pada motivasi anak secara menyeluruh di kelas dievaluasi menggunakan ‘The Teacher-Report Scale of Intrinsic versus Extrinsic Motivation in the Classroom’ (Harter, 1981).
Kode Moti 04.
Pengukuran Motivasi Intrinsik, Ekstrinsik dan Metacognition :Dengan Mengamati Beberapa Tujuan dan Strategi Belajar Siswa
(Studi Kasus Pada Beberapa SMA di Kota Anu)
Penelitian ini bertujuan untuk mencoba skala motivasi intrinsic dan ekstrinsik yang dikembangkan oleh Shia (www.cet.edu/research/pdf/motivation.pdf) untuk digunakan di Indonesia, selanjunya ingin diketahui seberapa kuat hubungan antara motivasi tersebut dengan kemampuan metacognition (merencanakan, memonitor, dan mengevaluasi belajar mereka) siswa. Shia mengembangkan skala tersebut dan membaginya menjadi 6 faktor yang terdiri dari 58 item, dua faktor untuk intrinsik (mastery goals dan need for achievement), sedangkan empat faktor lainnya untuk ekstrinsik (authority of expectations, peer acceptance, power motivation, dan fear of failure). Kemampuan metacognition diukur menggunakan Motivated Strategies for Learning Questionnaire (MSLQ) Subscales yang dirujuk dari : Eccles, 1983; Harter, 1981; Weinstein, Schulte, & Palmer, 1987; atau dari : Pintrich & De Groot (Journal of Educational Psychology 1990, Vol. 82, No. 1, 33-40).
Kode Moti 05.
Meneliti Hubungan Antara Goal Orientasi Dengan Kepuasan dan Prestasi Mahasiswa
(Studi Kasus Pada Beberapa Lembaga Pendidikan Tinggi di Kota Anu)
Kajian ini kira-kira bertujuan untuk meneliti hubungan antara goal orientasi mahasiswa, kepuasan mahasiswa, dan prestasi mereka. Studi yang akan dilakukan adalah menganalisis hubungan antara beberapa tipe dari goal orientasi yang berbeda dengan perilaku dan hasil belajar mahasiswa, menguji bagaimana beberapa tipe itu jika dikelompokkan menurut karakteristik demografi mahasiswa, dan seberapa signifikan pengaruh goal orientasi terhadap kepuasan, dan prestasi mahasiswa. Untuk mengevaluasi goal orientasi mahasiswa digunakan Goal Orientations Scales (Vande Walle et al., 1997) atau Personal Achievement Goal Orientation Scales (PALS, Midgley et. al., 2001) , beberapa item untuk kepuasan mahasiswa secara akademik maupun menyeluruh (Educational Satisfaction dan Overall Satisfaction), serta beberapa item untuk kegiatan pembelajaran.
Kode Moti 06.
Kajian Tentang Pengaruh Goal OrientationPada Self-Efficacy dan Effort Siswa
Kajian ini kira-kira ingin meneliti seberapa besar pengaruh prestasi yang berorientasi pada tujuan (goal orientasi) siswa akan memprediksi motivasi dan self-efficacy siswa di kelas. Obyek penelitian adalah siswa di beberapa sekolah menengah atau mahasiswa di beberapa perguruan tinggi. Dalam penelitian ini digunakan tiga instrumen, yakni : Personal Achievement Goal Orientation yang dirujuk dari Manual for the Patterns of Adaptive Learning Scale (PALS), The University of Michigan (2000) atau Goal Orientation (Vande Wall, 1997), Self Efficacy Scale (Bandura, 1986) atau Academic efficacy Scale (Dorman, et al., 2002), dan Effort Scale.
Kode Moti 07.
Meneliti Persepsi Siswa Terhadap Goal Orientasi di Kelas Yang Mempunyai Hubungan Dengan Keyakinan Guru Akan Kecerdasannya dan Self-Efficacy Guru
Penelitian ini kira-kira ingin mengevaluasi persepsi siswa terhadap tujuan belajar mereka yang beorientasi pada prestasi (Achievement Personal Goal Orientation) yang berkaitan dengan keyakinan Guru pada kecerdasan yang dimilikinya dan self-efficacy Guru. Persepsi Siswa terhadap goal orientasi di kelas dipilih sebagai variabel tidak bebas, sedangkan Keyakinan Guru akan kecerdasan yang dimilikinya dan Self-Efficacy Guru sebagai variabel bebas. Instrument yang digunakan, yakni : Persepsi siswa terhadap goal orientasi di kelas diukur menggunakan Patterns Adaptive Learning Scale yang dirujuk dari Manual for the Patterns of Adaptive Learning Scale (PALS), The University of Michigan (2000), yang terdiri dari 17 item, Keyakinan Guru pada kecerdasan yang dimilikinya diukur menggunakan Theory of Intelligence Survey Scale yang dirujuk dari Dweek & Henderson (1999) yang terdiri dari 6 item, Self-Efficacy Guru diukur menggunakan Teacher Efficacy Scale yang dirujuk dari Gibson & Dembo’s (1984), yang terdiri dari 22 item, dan Student Demographic Questionnaire Scale untuk mengukur persepsi siswa terhadap kemampuan mereka.
Kode Moti 08.
Memprediksi Prestasi Akademik Siswa : Melalui Peran Self-Concept dan Lingkungan Tempat Tinggal
Penelitian ini kira-kira bertujuan untuk meneliti hubungan antara prestasi akademik dengan self-concept siswa, menonton media TV, sosioekonomi keluarga, dan keterlibatan orangtua dalam belajar siswa, dan target yang diteliti adalah siswa sekolah menengah pertama. Beberapa instrument digunakan dalam penelitian ini, antara lain : Piers Harris Children’s Self-Concept Scale (1984) digunakan untuk mengukur self-concept anak yang terdiri dari 80 item atau Scale yang lain, The Child’s Academic Self-Evaluation yang akan mengukur kinerja anak, Self-Report Questionnaire yang akan melaporkan berapa jam dalam seminggu nonton TV, Parental Information Scale (Watkins, 1997) yang digunakan untuk mengevaluasi keterlibatan orangtua pada belajar anak, dan Parental Information Scale (Child’s Version based on Watkins, 1997) yang digunakan untuk mengevaluasi persepsi anak terhadap keterlibatan orangtua dalam belajar mereka.
Kode Moti 09.
Meneliti Hubungan Antara Motivasi Siswa di KelasDengan Prestasi Akademik Mereka.
Penelitian ini kira-kira bertujuan untuk mengukur motivasi dan prestasi siswa di kelas, dan menginvestigasi sejauh mana motivasi siswa di kelas, baik secara intrinsik maupun ekstrinsik mempunyai hubungan dengan prestasi mereka. Data mengenai motivasi siswa dihimpun menggunakan Scale of Intrinsic versus Extrinsic Motivational Orientation in ithe Classroom (Harter, 1981), yang terdiri dari 5 subskala : preference for challenge, curiosity, independent mastery, independent judgement, dan independent mastery atau bisa juga dengan skala lain yang sesuai. Prestasi siswa diukur melalui rata-rata raport atau nilai beberapa mata pelajaran yang lain.
Kode Moti 10.
Menaksir Motivasi Akademik Siswa Sekolah Dasar
(Studi Kasus Pada Beberapa Sekolah Dasar di Kota Anu)
Penelitian ini kira-kira ingin membangun dan memvalidasi konstruk motivasi akademik untuk digunakan pada beberapa sekolah dasar di kota anu. Elementary School Motivation Scale (ESMS) digunakan pada penelitian ini. ESMS didesain untuk mengukur konstruk motivasi intrinsic, identified regulation, external regulation yang berkaitan dengan mata pelajaran membaca, menulis, dan matematika. Beberapa instrument digunakan pada penelitian ini, antara lain : 9 item dipilih dari Academic Self-Description Questionnaire (Marsh, 1990), 3 item untuk mengukur academic self-concept mata pelajaran matematika, 3 item untuk mata pelajaran membaca, dan 3 item untuk pelajaran menulis, dengan respon 1 = tidak selalu; 2 = kadang-kadang tidak; 3 = tidak tahu; 4 = kadang-kadang ya; dan 5 = selalu ya. Untuk mengukur prestasi akademik masing-masing 3 item untuk mata pelajaran matematika, menulis, dan membaca menggunakan Teacher Rating Scale (Skaalvik & Hagtvet, 1990), dengan respon 1 = jauh di bawah rata-rata; 2 = sedikit di bawah rata-rata; 3 = tepat pada rata-rata; 4 = sedikit di atas rata-rata; dan 5 = jauh di atas rata-rata. Selanjutnya dianalisis apakah mempunyai hubungan dengan motivasi mereka di bidang akademik menggunakan ESMS.
Kode Moti 11.
Meneliti Pengaruh Motivational GoalsPada Academic Self-Concept dan Academic Achievement
Penelitian ini kira-kira ingin meneliti sejauh mana memotivasi prestasi akademik (achievement motivation) pada mata pelajaran bahasa Inggris dan matematika siswa Sekolah Menengah Pertama berpengaruh pada konsep diri akademik (academic self-concept) siswa dan prestasi akademik (academic achievement) siswa. Instrument yang digunakan antara lain : Academic Self-Description Questionnaire (ASDQ), khususnya ASDQ II (Marsh, 1990) yang khusus didesain untuk menguji academic self-concept pada domain yang khusus, dengan 5 respon jawaban menggunakan skala Linkert (sangat tidak setuju – sangat setuju). Sedangkan untuk mengukur motivasi prestasi digunakan General Achievement Goal Orientation Scale (GAGOS) yang dikembangkan oleh McInerney (1997), skala ini digunakan untuk mengukur General Mastery (5 item), General Performance ( 8 item), dan General Social (5 item).
Kode Moti 12.



Saturday, August 4, 2007

BEBERAPA TOPIK PENELITIAN PENDIDIKAN TENTANG LEARNING ENVIRONMENT

Studi Tentang Hubungan Antara Persepsi Siswa Terhadap Lingkungan Pembelajaran di Kelas dan Perilaku Interpersonal Guru dengan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Anu
(Studi Kasus Beberapa SMA di Kota Anu)
Penelitian ini kira-kira bertujuan mengevaluasi persepsi siswa terhadap apa yang terjadi di kelas, dan bagaimana hubungan dengan Guru mereka. Selanjutnya diidentifikasi faktor-faktor apa saja dari kedua variabel itu yang mempunyai hubungan dengan hasil belajar mereka, khususnya bagaimana sikap mereka terhadap mata pelajaran Anu, selanjutnya juga akan diteliti ada atau tidaknya perbedaan jika ditinjau dari jenis sekolah, kelas, gender, atau faktor yang lain. Dalam penelitian ini digunakan tiga jenis instrumen : WIHIC dikembangkan oleh Fraser et al. (1996), untuk mengevaluasi persepsi siswa kelas mereka dengan 7 skala (Student Cohesiveness, Teacher Support, Investigation, involvement, Task Orientation, Cooperation, Equity), Questionnaire on Teacher Interaction (QTI) yang dikembangkan oleh Wubbels et al. (1985) terdiri dari 8 skala (Leadership, Helping / Friendly, Understanding, Responsibility / Freedom, Uncertain, Dissatisfied, Admonishing, dan Strict behaviour) untuk mengukur hubungan interpersonal Guru, dan instrument TOSRA yang dikembangkan oleh Fraser (1981) yang salah satunya untuk mengukur sikap siswa terhadap mata pelajaran tertentu.
Kode LER 01.
Mengidentifikasi Beberapa Faktor Dari Lingkungan Pembelajaran di Kelas Yang Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Matematika
(Studi Kasus Beberapa SMA di Kota Anu)
Penelitian ini kira-kira bertujuan mengidentifikasi faktor-faktor yang mendasari persepsi siswa terhadap lingkungan belajar mereka di kelas. Teknik analisis faktor digunakan dalam penelitian ini untuk mengidentifikasinya, dan skala terbaru WIHIC yang dikembangkan oleh Fraser et al. (1996), untuk mengevaluasi persepsi siswa kelas mereka dengan 7 skala (Student Cohesiveness, Teacher Support, Investigation, involvement, Task Orientation, Cooperation, Equity). Selanjutnya faktor-faktor mana saja yang berpengaruh pada sikap mereka terhadap mata pelajaran matematika, dan sikap enjoy mereka ketika berada di kelas yang dievaluasi menggunakan instrument TOSRA yang dikembangkan oleh Fraser (1981).
Kode LER 02.
Studi Tentang Hubungan Antara Persepsi Siswa Terhadap Iklim Kelas dan Perilaku Hubungan Interpersonal Guru Dengan Academic Efficacy Siswa
Dalam Mata Pelajaran Anu
Academic efficacy (kemanjuran akademik) merupakan suatu kajian yang mengacu pada pertimbangan pribadi tentang kemampuan mereka dalam mengorganisir, melaksanakan berbagai macam kegiatan pengajaran dalam meningkatkan kinerja mereka dalam pendidikan. Kemanjuran akademik melibatkan beberapa pertimbangan pada kemampuan mereka untuk melaksanakan tugas dalam lingkungan pembelajaran di kelas. Oleh karenanya, perlu meneliti faktor-faktor mana saja dari iklim kelas (menggunakan WIHIC) dan perilaku interpersonal guru (menggunakan QTI) yang mempunyai hubungan dengan kemanjuran akademik mereka yang dievaluasi menggunakan Academic Efficacy Scale yang terdiri dari 7 item dengan 5 pilihan menggunakan skala Linkert.
Kode LER 03.
Mengidentifikasi Beberapa Faktor Lingkungan Pembelajaran di Kelas Yang Mempengaruhi Hasil Belajar Mahasiswa
Penelitian ini kira-kira sama dengan yang terdahulu, akan tetapi untuk lembaga pendidikan tinggi yang saat ini pada yang umumnya telah menggunakan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses belajar mengajar, maka faktor-faktor yang berpengaruh pada hasil belajar mahasiswa (sikap terhadap penggunaan komputer, terhadap mata kuliah tertentu, enjoyment di kelas, kemanjuran akademik mereka) bisa jadi juga berbeda. Untuk tujuan ini digunakan instrumen TROFLEI (Techonology-Rich Outcomes-Focused Learning Environment Inventory) yang digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mendasari lingkungan pembelajaran di kelas dan dikembangkan oleh Fraser (1998) terdiri dari 10 skala (7 skala WIHIC + skala Differentation, Computer Usage, dan Young Adult Ethos) dan tidak kurang dari 82 item, untuk mengukur sikap mahasiswa digunakan skala ‘TOSRA’ (Test of Science Related Attitude), dan skala ‘Academic Efficacy’. Sebagai tambahan penelitian ini sangat cocok untuk lembaga pendidikan tinggi komputer seperti STMIK atau lembaga pendidikan tinggi komputer yang lain.
Kode LER 04.
Mengidentifikasi Beberapa Faktor Lingkungan Pembelajaran di Kelas dan Penilaian Siswa Terhadap Kegiatan Pembelajaran Yang Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa
Dalam Mata Pelajaran Anu
Penelitian kira-kira bertujuan mengidentifikasi persepsi siswa terhadap lingkungan pembelajaran di kelas dan penilaian mereka pada proses pembelajaran yang akan berpengaruh pada hasil belajar siswa. Instrumen WIHIC dan SPAQ digunakan dalam penelitian ini nantinya. Instrumen SPAQ yang dikembangkan oleh Fisher, Waldrip, & Dorman (2005) terdiri dari lima skala, yakni congruence with planned learning, authencity, student consultation, transparency, dan diversity. Sedangkan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa digunakan TOSRA (sikap siswa terhadap mata pelajaran atau enjoyment di kelas) dan Academic Efficacy (kemanjuran akademik) Scale.
Kode LER 05.
Meneliti Hubungan Antara Guru dan SiswaPada Mata Pelajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
(Studi Kasus Pada Beberapa SMA di Kota Anu)
Penelitian ini kira-kira bertujuan untuk mengidentifikasi persepsi siswa terhadap perilaku guru mereka di kelas. Paling sedikit ada 8 faktor yang mendasari persepsi siswa terhadap guru mereka, di ataranya : leadership, helpful/friendly, understanding, student responsibility, uncertain, dissatisfied, admonishing, dan strict, yang kesemuanya diukur lewat ‘Questionnaire on Teacher Interaction’ (QTI) yang terdiri dari tidak kurang dari 48 item. Selanjutnya diteliti apakah persepsi mereka berbeda untuk mata pelajaran matematika dan ilmu pengetahuan alam atau yang lain, dan bagaimana persepsi mereka jika dikelompokkan menurut kelas, gender, sekolah dan lain sebagainya.
Kode LER 06
Pengaruh Penggunaan Komputer Laptop Pada Lingkungan Pembelajaran di Kelas Terhadap Prestasi dan Sikap Mahasiswa Sekolah Tinggi Komputer
Penelitian ini kira-kira bertujuan meneliti seberapa jauh komputer laptop yang digunakan pada lingkungan pembelajaran di kelas akan berpengaruh pada prestasi dan sikap mahasiswa. Persepsi mahasiswa terhadap lingkungan pembelajaran mereka diukur menggunakan skala ‘TROFLI’, yang sekurang-kurangnya terdiri dari 10 skala, salah satunya adalah ‘computer usage’. Prestasi mereka dievaluasi menggunakan indeks prestasi akhir semester yang sedang berjalan, dengan 1 = IP < 2 =" 2.00" 3 =" 3.00" 4 =" IP">
Kode LER 07.
Beberapa Faktor Dari Lingkungan Pembelajaran di Kelas Yang Berpengaruh Pada Sikap Mahasiswa Terhadap Teknologi
Penelitian kira-kira bertujuan untuk melihat persepsi mahasiswa terhadap lingkungan pembelajaran di kelas dengan apa yang diharapkan dibandingkan dengan apa yang mereka alami, kemudian seberapa jauh berpengaruh pada sikap mahasiswa terhadap teknologi. Selanjutnya juga ingin diketahui apakah sikap mereka terhadap teknologi juga berbeda jika dikelompokkan menurut gender, mahasiswa junior dan senior. Untuk mengukur persepsi mahasiswa terhadap lingkungan pembelajaran digunakan skala ‘CUCEI’ (College and University Classroom Environment Inventory) dikembangkan oleh Nair & Fraser (2001) terdiri dari 7 skala (personalisation, innovation, student cohesion, task orientation, cooperation, individualisation, dan equity) dengan tidak kurang dari 49 item, dan untuk mengukur sikap mahasiswa terhadap teknologi digunakan salah satu subskala dari skala ‘TOSRA’.
Kode LER 08.
Studi Beberapa Faktor Yang Berpengaruh Pada Sikap Siswa Sekolah Menengah Atas Terhadap Mata Pelajaran Kimia Penelitian kira-kira bertujuan untuk melihat persepsi siswa terhadap lingkungan pembelajaran di kelas dalam mata pelajaran kimia, seberapa jauh berpengaruh pada sikap mereka, dan bagaimana rasa percaya diri mereka terhadap mata pelajaran itu. Selanjutnya juga ingin diketahui apakah persepsi, sikap, dan rasa percaya diri mereka terhadap mata pelajaran kimia juga berbeda jika dikelompokkan menurut gender, kelas. Untuk mengukur persepsi siswa terhadap lingkungan pembelajaran, sikap, dan rasa percaya diri pada mata pelajaran kimia digunakan skala ’Chemistry Attitudes and Experiences Questionnaire’ (CAEQ) yang dikembangkan oleh Dalgety, Coll, & Jones (2001). Skala ini terdiri dari 3 subskala : Attitudes Toward Chemistry Scale, Self Efficacy Scale, dan Learning Experiences Scale.
Kode LER 09.
Studi Tentang Hubungan Antara Persepsi Guru Terhadap Lingkungan Pembelajaran di Kelas Dengan Prestasi Siswa (Studi Kasus Beberapa Sekolah Dasar di Kota Anu)
Penelitian ini kira-kira bertujuan untuk mengukur persepsi seorang Guru terhadap lingkungan pembelajaran mereka, kemudian ingin diteliti seberapa besar persepsi mereka terhadap iklim kelas mempunyai hubungan dengan prestasi siswa dalam beberapa mata pelajaran (reading, mathematics, language, social studies, science). Untuk keperluan ini digunakan instrument ‘School-Level Environment Questionnaire’ (SLEQ) yang dikembangkan oleh Fraser (1994). Skala SLEQ terdiri dari 5 subskala : affiliation, innovation, participatory decision making, resource adequacy, dan student support dan tidak kurang dari 56 item. Prestasi siswa diukur berdasarkan nilai rata-rata raport dari beberapa mata pelajaran tersebut.
Kode LER 10.
Mengevaluasi Persepsi Siswa Terhadap Perilaku Interpersonal Guru di Kelas dan Gaya Orangtua Dalam Mendidik Mereka
(Studi Kasus Pada Beberapa Sekolah Menengah Pertama di Kota Anu)
Penelitian ini kira-kira bertujuan untuk mengevaluasi persepsi siswa terhadap Perilaku Interpersonal Guru dan Orangtua mereka. Perilaku interpersonal Guru diukur menggunakan skala QTI yang terdiri dari 8 skala (Leadership, Helping / Friendly, Understanding, Responsibility / Freedom, Uncertain, Dissatisfied, Admonishing, dan Strict behaviour), sedangkan gaya orangtua dalam mendidik anak dapat dibedakan dalam tiga cara, yakni : authoritarian (kehangatan yang rendah dengan pengendalian yang tinggi), permissive (kehangatan yang tinggi dengan pengendalian yang rendah), dan authoritative (kehangatan yang tinggi dengan pengendalian yang tinggi), dan dievaluasi menggunakan ‘The Primary Caregivers Practices Report’ (PCPR, Robinson et al., 1995). Lebih lanjut dalam penelitian ini ingin diketahui persepsi siswa terhadap perilaku interpersonal Guru dan Orengtua mereka berbeda atau tidak, apakah ada perbedaan persepsi mereka jika dikelompokkan menurut demografi siswa.
Kode LER 11.
Mengevaluasi Persepsi Siswa Terhadap Perilaku Interpersonal Guru
Dan Beberapa Dimensi Kultural Lingkungan Pembelajaran di Kelas
Penelitian ini kira-kira bertujuan membangun dan memvalidasi instrumen yang akan menilai persepsi siswa yang didasarkan pada aspek-aspek kulturdan pengaruhnya terhadap lingkungan pembelajaran di kelas mereka, menyelidiki persepsi siswa terhadap hubungan dengan Guru mereka, dan menyelidiki apakah ada hubungan antara persepsi siswa yang didasarkan pada aspek-aspek kultur pada lingkungan pembelajaran dengan hubungan dengan Guru mereka di kelas, dan sikap mereka terhadap suatu mata pelajaran tertentu. Persepsi siswa terhadap lingkungan pembelajaran di kelas yang didasarkan pada beberapa aspek kultur diukur menggunakan ‘Cultural Learning Environment Questionnaire’ yang dibangun oleh Fisher & Waldrip (1999; 2002), yang terdiri dari 15 item (Fisher, Waldrip, & den Brook, 2006) dan dikelompokkan dalam 3 subskala : Equity, Collaboration, dan Congruence). Persepsi siswa terhadap perilaku interpersonal Guru diukur menggunakan skala ‘QTI’, dan sikap siswa diukur menggunakan skala ‘TOSRA’.
Kode LER 12.