Peran dan fungsi penilaian yang dilakukan oleh siswa dalam kelas mereka dapat dipandang dari dua perspektif yang saling berhubungan, yang pertama sebagai bagian dari proses pengajaran, dan yang kedua sebagai bagian dari proses belajar siswa. Penilaian yang dilakukan secara tradisional diidentifikasi sebagai suatu komponen yang penting dalam pengajaran. Barry dan King (1998 : 330) mengusulkan model dengan tiga tahapan, yakni model tahap pengajaran di mana pengajaran sebagai proses perencanaan yang berulang, proses pengajaran itu sendiri, dan evaluasi. Mereka juga mengidentifikasi bahwa tujuan penilaian ini mempunyai hubungan antara orang yang terlibat di dalamnya (siswa, guru, orangtua) dengan lembaga yang menggunakan hasil penilaian (sekolah, sistem pendidikan, pemerintah, pemberi kerja, lembaga yang lain, dan masyarakat pada umumnya).
Bagaimanapun, format dan tugas penilaian yang spesifik diberlakukan di sekolah dan diputuskan oleh para guru dan administrator pendidikan. Dalam penilaian ini, Barry dan King (1998 : 330) juga mempertimbangkan apa yang terjadi di dunia saat ini, penilaian yang berguna untuk meningkatkan belajar siswa, menghasilkan umpan balik yang berkaitan dengan kemajuan proses belajar mengajar, memotivasi siswa, membangun keyakinan dan percaya diri, dan mengembangkan ketrampilan dalam melakukan evaluasi. Reynolds, Doran, Allers, dan Agruso (1995) juga berargumentasi bahwa belajar yang efektif akan terjadi, jika antara proses pengajaran, penilaian, dan hasil belajar siswa saling berhubungan. Oleh karena itu penilaian merupakan suatu komponen inti dalam pengajaran, dan sebagai peran kunci dalam belajar siswa.
Kuisener yang berkaitan dengan penilaian siswa dikembangkan oleh Schaffner et al. (2000) dikenal sebagai SPAQ (Students’ Perception of Assessment Questionnaire), di mana para siswa diminta untuk merespon 55 item pernyataan yang berkaitan dengan perasaan mereka tentang apa yang dilakukan oleh guru selama proses pengajaran berlangsung, dan sejauh mana mereka mendapatkan sesuatu yang telah dipelajarinya. SPAQ meliputi lima aspek yang diukur :
·Congruence with Planned Learning : sejauh mana tugas yang dinilai, materi ujian yang diberikan sesuai sasaran, tujuan, dan kegiatan program pembelajaran.
·Authencity : sejauh mana tugas-tugas dan ujian yang diberikan sesuai dengan situasi nyata yang dialami siswa.
·Student Consultation : sejauh mana para siswa dapat berkonsultasi dan mendapat informasi yang berkaitan dengan tugas-tugas yang diberikan.
·Transparency : sejauh mana tujuan dan bentuk dan materi tugas, ujian dijelaskan dengan sunguh-sungguh kepada siswa.
·Diversity : sejauh mana para siswa mempunyai kesempatan yang sama dalam mengerjakan tugas.
Bagaimanapun, format dan tugas penilaian yang spesifik diberlakukan di sekolah dan diputuskan oleh para guru dan administrator pendidikan. Dalam penilaian ini, Barry dan King (1998 : 330) juga mempertimbangkan apa yang terjadi di dunia saat ini, penilaian yang berguna untuk meningkatkan belajar siswa, menghasilkan umpan balik yang berkaitan dengan kemajuan proses belajar mengajar, memotivasi siswa, membangun keyakinan dan percaya diri, dan mengembangkan ketrampilan dalam melakukan evaluasi. Reynolds, Doran, Allers, dan Agruso (1995) juga berargumentasi bahwa belajar yang efektif akan terjadi, jika antara proses pengajaran, penilaian, dan hasil belajar siswa saling berhubungan. Oleh karena itu penilaian merupakan suatu komponen inti dalam pengajaran, dan sebagai peran kunci dalam belajar siswa.
Kuisener yang berkaitan dengan penilaian siswa dikembangkan oleh Schaffner et al. (2000) dikenal sebagai SPAQ (Students’ Perception of Assessment Questionnaire), di mana para siswa diminta untuk merespon 55 item pernyataan yang berkaitan dengan perasaan mereka tentang apa yang dilakukan oleh guru selama proses pengajaran berlangsung, dan sejauh mana mereka mendapatkan sesuatu yang telah dipelajarinya. SPAQ meliputi lima aspek yang diukur :
·Congruence with Planned Learning : sejauh mana tugas yang dinilai, materi ujian yang diberikan sesuai sasaran, tujuan, dan kegiatan program pembelajaran.
·Authencity : sejauh mana tugas-tugas dan ujian yang diberikan sesuai dengan situasi nyata yang dialami siswa.
·Student Consultation : sejauh mana para siswa dapat berkonsultasi dan mendapat informasi yang berkaitan dengan tugas-tugas yang diberikan.
·Transparency : sejauh mana tujuan dan bentuk dan materi tugas, ujian dijelaskan dengan sunguh-sungguh kepada siswa.
·Diversity : sejauh mana para siswa mempunyai kesempatan yang sama dalam mengerjakan tugas.
No comments:
Post a Comment