Evaluasi siswa terhadap pengajaran yang efektif merupakan salah satu topik yang didiskusikan pada literatur pendidikan tinggi (Gursoy & Umbreit, 2005), dan evaluasi ini dilakukan oleh siswa terhadap dosen. Evaluasi siswa terhadap pengajaran yang efektif telah umum dilakukan pada universitas dan pendidikan tinggi di Amerika Utara dua puluh tahun terakhir ini, dan dirancang untuk mengukur mutu pengajaran. Menurut literatur (Lin, Watkins, dan Meng, 1994), evaluasi siswa terhadap efektivitas pengajaran (Students’ Evaluation of Teaching Effectiveness disingkat SETEs) telah banyak dilakukan sejak tahun 1920 atau bahkan lebih awal dari itu. Tinjauan yang dilakukan oleh Marsh dan Dunlin (1992) dalam Ling, Watkins, dan Meng (1994) mengidentifikasi bahwa : a) SETEs are multifaceted; b) SETEs stabil dan dapat dipercaya (reliable); c) SETEs sebagian besar menyangkut dosen yang memberikan pengajaran dan bukan siswa; d) SETEs merupakan indikator-indikator yang sah (valid indicators) dari pengajaran yang efektif; e) SETEs secara relatif tidak menyimpang dari variabel yang dihipotesiskan sehingga tidak terjadi penyimpangan yang potensial (SETEs are relatively unaffected by a variety of variables hypothesized as potential biases to the ratings); dan f) SETEs layak dipertimbangkan akan bermanfaat untuk para dosen sebagai umpan balik untuk peningkatan pengajaran, untuk para siswa yang akan melanjutkan pada suatu program studi ke jenjang pendidikan tinggi, dan para administrator bermanfaat untuk mengambil keputusan yang berkaitan dengan personil. Fakta menunjukkan bahwa SETEs adalah multifaceted didukung oleh sejumlah kajian empiris (Marsh, 1987). Usaha terbatas telah dilakukan untuk meneliti penggunaan instrumen evaluasi ini, dan berusaha menggeneralisasi hasil temuan penelitian terkait pada para siswa dengan kultur dan konteks pendidikan yang berbeda, seperti misalnya di negara dunia ketiga. Dalam berbagai rujukan tentang evaluasi siswa terhadap pengajaran, beberapa instrumen telah dibangun dengan beberapa faktor yang mempunyai pengaruh yang kuat pada mutu pengajaran antara lain (Marsh & Hocevar, 1990) :
1. Instrumen endeavor yang dikembangkan oleh Frey’s (Frey, Leonard & Beatty, 1975; juga oleh Marsh, 1981, 1986), terdiri dari dimensi : presentation clarity, workload, personal attentation, class discussion, organization/planning,grading, student accomplishments.
2. Deskripsi siswa berkaitan dengan pengajaran (The Student Description of Teaching / SDT), kuisener yang dikembangkan oleh Hildebrand, Wilson, dan Dienst (1971), yang terdiri dari dimensi : analytic/synthetic approach, organization/clarity, instructor group interaction, instructor individual interaction, dan dynamic/enthusiasm.
3. Instrumen SEEQ (students’ evaluation of educational quality) dikembangkan oleh Marsh (Marsh, 1982b; 1983, 1984; 198), terdiri dari dimensi learning/Value, instructor enthusiasm, organization / clarity, individual rapport, group interaction, breadth of coverage, examinations/grading, assignments / readings, dan workload / difficulty.
4. The Michigan State SIRS instrument (Warrington, 1973) terdiri dari beberapa dimensi, antara lain : instructor involvement, student interest and performance, student-instructor interaction, course demands, dan course organization.
Memperhatikan keempat instrumen yang telah dibangun di atas, dapat disimpulkan bahwa evaluasi terhadap pengajaran yang efektif terdiri dari paling sedikit tiga komponen dasar (Toland & de Ayala, 2005) :
1. Subject matter : penilaian yang meliputi evaluasi pengetahuan dosen pada subyect matter dan bagaimana pengetahuan tersebut direfleksikan ke dalam materi pengajaran. Hal itu disebabkan bahwa menguasai subject matter merupakan kemampuan mereka, dan untuk menjadi fakultas panutan atau favorit penilaian pada komponen ini merupakan sesuatu kegiatan yang mutlak harus dilakukan. Sehingga penilaian terhadap mereka secara normal akan menjadi beban dibandingkan komentar dari siswa.
2. Organization : penilaian terhadap lembaga meliputi evaluasi terhadap rancangan pengajaran (design of the course) meliputi silabus dan hal-hal yang berkaitan dengan materi pengajaran, walaupun menjadi fakultas panutan akan lebih baik jika mengevaluasi keseluruhan hubungan timbal balik antara lembaga dan apa yang terjadi di kelas. Sehingga baik evaluasi yang dilakukan fakultas secara internal maupun yang dilakukan oleh siswa secara substansial mempunyai porsi yang sama.
3. Delivery : penilaian pada bagaimana pengajaran disampaikan meliputi kemampuan dosen dalam mentransfer pengetahuan, memotivasi siswa, to encourage inquiry. Karena siswa dalam posisi sebagai penilai apa yang telah disampaikan oleh dosen dalam kurun waktu semester berjalan, dan komentar mereka akan menjadi beban secara substansial. Pengamatan terhadap fakultas yang sejenis akan menghasilkan informasi tambahan untuk melakukan evaluasi ini.
1. Instrumen endeavor yang dikembangkan oleh Frey’s (Frey, Leonard & Beatty, 1975; juga oleh Marsh, 1981, 1986), terdiri dari dimensi : presentation clarity, workload, personal attentation, class discussion, organization/planning,grading, student accomplishments.
2. Deskripsi siswa berkaitan dengan pengajaran (The Student Description of Teaching / SDT), kuisener yang dikembangkan oleh Hildebrand, Wilson, dan Dienst (1971), yang terdiri dari dimensi : analytic/synthetic approach, organization/clarity, instructor group interaction, instructor individual interaction, dan dynamic/enthusiasm.
3. Instrumen SEEQ (students’ evaluation of educational quality) dikembangkan oleh Marsh (Marsh, 1982b; 1983, 1984; 198), terdiri dari dimensi learning/Value, instructor enthusiasm, organization / clarity, individual rapport, group interaction, breadth of coverage, examinations/grading, assignments / readings, dan workload / difficulty.
4. The Michigan State SIRS instrument (Warrington, 1973) terdiri dari beberapa dimensi, antara lain : instructor involvement, student interest and performance, student-instructor interaction, course demands, dan course organization.
Memperhatikan keempat instrumen yang telah dibangun di atas, dapat disimpulkan bahwa evaluasi terhadap pengajaran yang efektif terdiri dari paling sedikit tiga komponen dasar (Toland & de Ayala, 2005) :
1. Subject matter : penilaian yang meliputi evaluasi pengetahuan dosen pada subyect matter dan bagaimana pengetahuan tersebut direfleksikan ke dalam materi pengajaran. Hal itu disebabkan bahwa menguasai subject matter merupakan kemampuan mereka, dan untuk menjadi fakultas panutan atau favorit penilaian pada komponen ini merupakan sesuatu kegiatan yang mutlak harus dilakukan. Sehingga penilaian terhadap mereka secara normal akan menjadi beban dibandingkan komentar dari siswa.
2. Organization : penilaian terhadap lembaga meliputi evaluasi terhadap rancangan pengajaran (design of the course) meliputi silabus dan hal-hal yang berkaitan dengan materi pengajaran, walaupun menjadi fakultas panutan akan lebih baik jika mengevaluasi keseluruhan hubungan timbal balik antara lembaga dan apa yang terjadi di kelas. Sehingga baik evaluasi yang dilakukan fakultas secara internal maupun yang dilakukan oleh siswa secara substansial mempunyai porsi yang sama.
3. Delivery : penilaian pada bagaimana pengajaran disampaikan meliputi kemampuan dosen dalam mentransfer pengetahuan, memotivasi siswa, to encourage inquiry. Karena siswa dalam posisi sebagai penilai apa yang telah disampaikan oleh dosen dalam kurun waktu semester berjalan, dan komentar mereka akan menjadi beban secara substansial. Pengamatan terhadap fakultas yang sejenis akan menghasilkan informasi tambahan untuk melakukan evaluasi ini.
1 comment:
Well.. saya lagi nyusun semi skripsi nih buat mata kuliah Motivasi, judulnya pengaruh kemampuan mengajar dosen terhadap motivasi mahasiswa untuk kuliah..
Minta bantuannya dunk!
e-mail: desty_manreg05@yahoo.com
-=Desty=-
Post a Comment