Motivasi anak di kelas selain bisa timbul dari dirinya juga bisa jadi dipengaruhi oleh lingkungan di mana ia tinggal, salah satunya adalah peran orangtua dalam mendidik anaknya. Beberapa penelitian telah dilakukan oleh banyak peneliti yang berkaitan dengan hal itu, di antaranya : Cramer (2002) meneliti pengaruh gaya orangtua dalam mendidik terhadap motivasi anaknya, Ginsburg & Brostein ( 1993) meneliti beberapa faktor yang berhubungan dengan motivasi anak yang berorientasi intrinsik dan ekstrinsik dan kinerja akademik mereka. Model sebagai faktor penentu pendidikan anak dikembangkan oleh Belsky’s (1984) dan dikelompokkan dalam tiga domain, yakni : 1) bersumber secara psikologis pada pribadi kedua orangtua, 2) karakteristik anak, 3) bersumber pada lingkungan yang mendukung atau tidak, termasuk di dalamnya hubungan kedua orangtuanya, sosial, dan apa yang dialami oleh orangtua dalam pekerjaannya.Gaya orangtua (parenting style) dalam mendidik anak dikelompokkan menjadi tiga gaya (Baumrind, 1978), yakni : authoritarian (perilaku dan sikap orangtua terhadap anak yang ditandai dengan kehangatan yang rendah, tetapi dengan pengendalian yang tinggi), permissive (perilaku dan sikap orangtua terhadap anak yang ditandai dengan kehangatan yang tinggi, tetapi dengan pengendalian yang rendah), dan authoritative (perilaku dan sikap orangtua terhadap anak yang ditandai dengan kehangatan dan pengendalian yang tinggi). Gaya orangtua ini diukur menggunakan skala ‘The Primary Caregivers Practices Report’ (PCPR, Robinson et al., 1995) lewat survey, di mana skor yang diperoleh akan menilai sejauh mana gaya orangtua atau wali sebagai authoritarian, permissive, atau authoritative, dan juga untuk menilai sosio-ekonomi keluarga dan karakteristik orangtua.Motivasi anak di kelas merupakan ukuran sejauh mana motivasi intrinsik anak dalam mengikuti kegiatan di kelas (Harter, 1981) dan diukur menggunakan dua skala, yakni ‘The Self-Report Scale of Intrinsic versus Extrinsic Motivation in the Classroom’ (Harter, 1981) dan ‘The Teacher-Report Scale of Intrinsic versus Extrinsic Motivation in the Classroom’ (Harter, 1981). Instrumen pertama yang terdiri dari 30 item dan dikelompokkan dalam lima skala. Untuk mengukur motivasi anak yang berorientasi pada penguasaan (mastery motivation) menggunakan skala Curiosity, Independent Mastery, dan Preference for Challenge, dan untuk mengukur motivasi anak yang berorientasi pada bagaimana mereka mengemukakan pendapat (judgment motivation) menggunakan skala Independent Judgment dan Internal criteria. Instrumen kedua terdiri dari 10 item untuk mengukur persepsi guru terhadap motivasi intrinsik anak secara menyeluruh.Selanjutnya untuk melengkapi analisis data yang diperoleh dari survey menggunakan ketiga instrumen di atas, diambil sebagai variabel kontrol adalah usia, pendidikan, suku, pendapatan, pekerjaan, status perkawinan orangtua, jenis kelamin anak dan kelas jika memang dibutuhkan.
No comments:
Post a Comment