Monday, June 23, 2008

Self-Regulated Learning

Kategori artikel : Motivasi
Self-Regulation (meregulasi diri) adalah jenis strategi meta-cognitive (‘pengetahuan dan kesadaran dari proses-proses kognitif seseorang secara pribadi’ dalam Mayer, 2003 : 100) atau strategi yang sesuai dan dipilih untuk membantu siswa sebagai individu maupun organisasi dalam merefleksikan pengalaman, tindakan, dan keputusan yang akan diambil.
Istilah self-regulated (meregulasi diri) digunakan juga dalam belajar dan dikenal sebagai Self-Regulated Learning (SRL), yakni belajar yang berpedoman pada metacognition, tindakan strategik (perencanaan, monitoring, dan mengevaluasi kemajuan diri dibandingkan dengan suatu standar yang telah ditetapkan), dan motivasi dalam belajar (Butler & Winne, 1995; Winne & Perry, 2000; Perry, Phillips, & Hutchinson, 2006; Zimmerman, 1990). Khususnya, seorang siswa akan meregulasi dirinya (self-regulated) akan kelemahan dan kelebihan akademik mereka, dan mempunyai beberapa strategi yang mereka gunakan dalam menghadapi tantangan tugas akademik mereka sehari-hari.
Siswa yang meregulasi dirinya dalam belajar memegang keyakinan akan kecerdasan yang mereka miliki dan kegagalan serta kesuksesan mereka sangat bergantung pada usaha mereka dalam menyelesaikan tugas berdasarkan penggunaan strategi yang mereka pilih (Dweck & Leggett, 1988; Dweck, 2002). Akhirnya para siswa yang meregulasi dirinya dalam belajar percaya bahwa peluang dalam menghadapi tantangan dalam mengerjakan tugas, cara belajar mereka, mengembangkan suatu pemahaman akan materi pelajaran, merupakan usaha untuk mencapai kesuksesan akademik mereka (Perry et al., 2006).
Beberapa pakar mendefinisikan SRL, antara lain : merupakan suatu proses yang bersifat membangun dan aktif, di mana siswa menetapkan beberapa tujuan (goals) belajar mereka, kemudian mencoba untuk memonitor, mengatur (regulate) dan mengendalikan kesadaran (cognition), motivasi, perilaku mereka yang diarahkan dan dibatasi oleh beberapa tujuan belajar mereka yang berhubungan dengan lingkungan belajar mereka (Pintrich 2000, hal : 453), sedangkan menurut Zimmerman (1989) merupakan strategi, tindakan dan proses yang diarahkan untuk mendapatkan informasi atau kemampuan yang melibatkan perantara, tujuan, dan persepsi strategi, tindakan dan proses yang diarahkan untuk mendapatkan informasi atau kemampuan yang melibatkan perantara, tujuan, dan persepsi siswa.
SRL dan keyakinan akan perlunya motivasi merupakan komponen yang kritis pada proses belajar mengajar saat ini (Schunk, 2005), dan sampai saat ini beberapa peneliti meyakini bahwa komponen SRL punya hubungan dengan prestasi akademik siswa (Azevedo & Cromley, 2004; Kramarski & Gutman, 2006; Pintrich & De Groot, 1990; Zimmerman, 1998). Disamping itu juga perlu diperhatikan beberapa faktor lingkungan sosial yang mempengaruhi siswa dalam menyelesaikan tugas (pekerjaan rumah). Sebagai contoh, beberapa peneliti juga menguji pengaruh orang tua dan para guru terhadap siswa dalam menyelesaikan tugas mereka (Cooper, Jackson, Nye, & Lindsay, 2001; Cooper & Valentine, 2001).
Kata kunci : SRL

No comments: