Sunday, June 29, 2008

Beberapa Dimensi Iklim Sekolah

Kategori artikel : learning environment
Di tahun 1970an, Rudolf Moos menunjukkan peningkatan suatu tindakan dan kesadaran, yakni bertambahnya perhatian pada lingkungan manusia. Moos melakukan studi mengenai lingkungan lebih dari satu dekade, dalam The Human Context, ia mengemukakan "ada lima konsepsi lingkungan psikososial yang berbeda walaupun saling berhubungan (1976, p. 29), yakni :
  1. Perspektif dari ekologi dan evolusi manusia, dengan lingkungan yang membatasi kegiatan orang.
  2. Perspektif sosial dari Darwinism, dengan memilih lingkungan, atau menyokong, orang dengan karakteristik yang lebih kuat.
  3. Lingkungan memotivasi dalam menghadapi tantangan individu, kemudahan dan pertumbuhan sosial berkaitan dengan pengembangan peradaban.
  4. Suatu pendekatan ekologis sosial, di mana setiap individu mencari informasi tentang lingkungan, dalam rangka memilih lingkungan yang mempunyai kemungkinan terbesar untuk sukses, dan
  5. Setiap individu mencari untuk meningkatkan kendali mereka atas lingkungan dalam rangka meningkatkan kebebasan individu, (Oelschlaeger, 1991).

Pengintegrasian lima konsep itu mendorong pengembangan "suatu pendekatan ekologis sosial" dari perspektif Moos (1976, p. 28) yang dirancang untuk membantu kita dalam memahami pengaruh dari lingkungan psikososial dari sudut pandang individu dan untuk meningkatkan lingkungan psikososial kita untuk memperkaya mutu hidup. Dari perspektif konseptual ini, Moos membaginya dalam daerah (domain) sistem lingkungan ekologi sosial yang berbeda dalam tiga dimensi :

  1. Dimensi Hubungan (Moos, 1974 : 16) : sejauh mana individu dilibatkan dalam lingkungannnya, sehingga mereka saling mendukung dan tolong menolong (dengan beberapa aspek seperti kekompakan (kohesi), ungkapan, dukungan, keanggotaan, dan keterlibatan).
  2. Dimensi Pertumbuhan pribadi (Moos, 1974) yang ditandai oleh pertumbuhan pribadi dan peluang untuk meningkatkan diri yang ditawarkan oleh lingkungan (dengan beberapa aspek yang berhubungan seperti kemerdekaan, prestasi, pengarahan tugas, self-discovery, kemarahan, agresi, kompetisi, otonomi, dan status pribadi).
  3. Dimensi Pemeliharaan Sistem dan Perubahan (Moos, 1974, 2002) : mempertimbangkan tingkat kendali dari lingkungan, ketertiban, kejelasan akan harapan, dan responsif terhadap perubahan (beberapa aspek yang menandai dimensi ini meliputi : organisasi, pengawasan, order, kejelasan, inovasi, kenyamanan phisik, dan pengaruh). Selanjutnya Moos memperlihatkan kualitas ketiga dimensi dalam keluarga, pekerjaan, sekolah, kesehatan, militer, penjara dan beberapa konteks dalam komunitas sosial (Moos, 1976, 1979, 2002). Arter (1989) menambahkan satu dimensi lagi sebagai pengembangan dari beberapa dimensi Moos, yaitu :
  4. Dimensi lingkungan fisik (physical environment) : berkaitan dengan sejauh mana iklim sekolah seperti kelengkapan sumber, kenyamanan, serta keamanan sekolah ikut mempengaruhi proses belajar mengajar.

Berdasarkan keempat dimensi dari Moos (dan Arter) di atas, beberapa peneliti mendesain instrumen iklim kelas/sekolah dengan skala yang mungkin saja berbeda satu dengan yang lain. Instrumen Iklim Sekolah lebih luas cakupannya dibandingkan instrumen Iklim Kelas yang hanya di titik beratkan pada hubungan antara guru-siswa dan siswa dengan siswa di kelas. Instrumen untuk iklim kelas, antara lain :

  1. WIHIC mempunyai dimensi Student Cohesiveness, Teacher Support, Involvement, Investigation, Task Orientation, Cooperation, and Equity.
  2. Cultural Learning Environment Questionnaire (CLEQ) mempunyai dimensi Equity, Collaboration, Congruence.
  3. Questionnaire on Teacher Interaction (QTI) mempunyai dimensi Leadership Helpful/friendly, Understanding, Student responsibility, Uncertain, Admonishing, Strict.
  4. College and University Classroom Environment Inventory (CUCEI) dengan beberapa dimensi antara lain personalization, innovation, student cohesion, task orientation, cooperation, individualization, dan equity.
  5. Techonology-Rich Outcomes-Focused Learning Environment Inventory (TROFLEI) dengan beberapa dimensi, antara lain : student cohesiveness, teacher support, involvement, task orientation, investigation, cooperation, equity, differentation, computer usage, dan young adult ethos.

Sedangkan instrumen untuk iklim sekolah, antara lain :

  1. Inventory of School Climate (ISC) mempunyai dimensi Teacher Support, Consistency and Clarity of Rules and Expectations, Student Commitment and Achievement Orientation, Negative Peer Interaction, Positive Peer Interactions, Disciplinary Harshness, Student Input in Decision Making, Instructional Innovation/Relevance, Support for Cultural Pluralism, dan Safety Problems.
  2. Student Climate Survey (SCS) dengan tiga dimensi, yakni Behavioral Environment (dengan skala Peer Behavior, Behavior Expectations, dan School Safety & Cleanliness), Student Interactions (dengan skala Teacher Support, Adult Fairness & Respect), Academic Environment (dengan skala Academic Standarts dan Academic Self-Confidence).
  3. The Comprehensif School Climate Inventory (CSCI), dengan beberapa dimensi yakni Safety (dengan skala Physical dan Social-Emotional), Teaching and Learning (dengan skala Quality of Instruction, Social, Emotional and Ethical Learning / hanya personil sekolah, Leadership / hanya untuk personil sekolah), Relationship (dengan skala Respect for Diversity, School Community and Collaboration, dan Morale), dan dimensi Environment.

Kata kunci : WIHIC, CLEQ, QTI, CUCEI, TROFLEI, ISC, SCS, CSCI

Catatan : instrumen/skala dalam artikel ini dan e-book yang berkaitan dengan hal itu dapat dipesan lewat email : hand_oz@yahoo.com

No comments: